Pada awalnya kemenangan tak terduga atas sang Pemimpin Kavaleri, dalam pertarungan birjas di Maydan Sultan. Takdir Asad si Pedagang Pasar Suqul Khayyath, Damaskus, mulai mencatatkan diri sebagai orang kepercayaan Sultan Salahuddin. Satu tekad ditanam, membara di dada: bebaskan bumi al-Aqsha, Palestina, dari pendudukan Tentara Salib.
Pada penggapaian tekad, Asad tampil gemilang. Cengkeraman Tentara Salib di negeri sepanjang Jazirah Asia-Afrika perlahan dikembalikan dalam dekapan kemuliaan Islam. Maka, Asad pun menjadi buah bibir yang tak habis untuk dibicarakan. Namun, nama emas Asad melahirkan dengki dan pengkhianatan dari orang-orang yang dihormatinya. Bahkan Sang Sultan pun turut berjarak dengannnya.
Dalam keterasingan, Asad tetaplah pejuang tangguh selaksa di medan perang. Pena di tangan tak ubahnya pedang yang dimainkan untuk menebas leher lawan. Pena yang melahirkan syair cinta pada seorang yang dirindukannya.
Judul: Syair Cinta Pejuang Damasku
Penulis: Elvandi
Harga: Rp. 35.000
0 Komentar:
Post a Comment
Silakan tebarkan pesan memesonamu di sini ya...